Sabtu, 22 September 2012

Teknologi Pendidikan


KERANGKA KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN SEJARAH KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“TEKNOLOGI PENDIDIKAN”

Disusun Oleh:
Dodik Wijiatmiko   (210611055)
Dosen Pengampu
Kurnia Hidayati

PG. B
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
TAHUN 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam
segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan
di dunia pendidikan.
Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan
pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana,
namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam
kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang
konvensional menjadi nonkonvensional.
Sehingga dengan pendidikan ini menimbulkan konsep pendidikan, tumbuh berkembangnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana awal perkembangan konsep itu sendiri. Misalnya, konsep sekolah yang merupakan lembaga khusus untuk menyelengarakan pendidikan akan dapat tumbuh bilamana konteks masyarakat memungkinkannya adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pembuatan masyarakat, adanya tenaga professional yang mengelola dan sebagainya. Dalam bahasa keseharian, konteks dapat dianalogikan dengan lahan, dan awal konsep rumusan konsep, dianalogikan dengan benih. Sehingga lahan yang masih kosong dapat ditumbuhkan benih didalamnya.
Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas.
B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kerangka Konsep Teknologi pendidikan ?
2.      Bagaimana Sejarah Konsep Teknologi Pendidikan ?
C.      Tujuan masalah
1.      Untuk memahami kerangka konsep teknologi pendidikan.
2.      Untuk memahami kerangka konsep teknologi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN


A.     Kerangka Konsep Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang penggunaan Audiovisual dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan. Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha usaha dalam memecahkan masalah belajar manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat dengan banyak memfungsikan pemanfaatan sumber belajar(learning resources).
Perkembangan kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Dari segi system pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi untuk mempekuat pengembangan kurikulum terutama dalam desain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar.
Istilah teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”, menenun atau membangun. Menurut Saettler (1968) bahwa teknologi tidak selamanya harus menggunakan mesin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran kita selama ini, akan tetapi merujuk pada setiap kegiatan praktis yang menggunakan ilmu atau pengetahuan tertentu. Bahkan disebutkan bahwa teknologi itu merupakan usaha untuk memecahkan masalah manusia
Penggunaan istilah teknologi dalam pendidikan tidak terlepas dr kajian Finn (1960) pada seminar tentang peranan teknologi dalam masyarakat, dengan judul makalahnya “technology and the Instructional Process”. Melalui makalahnya dikaji hubungan antara teknologi dengan pendidikan. Argument utama yang disampaikannya didasarkan atas gejala pemanfaatan teknologi dalam kehidupan masyarakat yang memiliki kemiripan dengan kondisi yang terdapat dalam pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan istilah teknologi yang digandengkan dengan pendidikan merupakan suatu hal yang tepat dan wajar.
Pengembangan program belajar diawali dengan analisis tingkah laku yang perlu dikuasai peserta didik dalam proses belajar dan pelahiran tingkah laku setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tahapan analisis tingkah laku tersebut memanfaatkan penggunaan ilmu atau sejumlah pengetahuan untuk mengungkap kemampuan yang harus dimiliki calon peserta didik, disamping kemampuan yang harus digunakannya untuk memperoleh kemampuan hasil belajar.
Konsep dan prinsip teknologi pembelajaran kemudian diperkarya oleh ahli-ahli bidang Psikologi, ahli Cybernetic, dan praktisi serta lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki ketertarikan atas pengembangan progam pembelajaran. Walaupun teknologi pembelajaran termasuk masih premature, akan tetapi usaha pengembangannya terus dilakukan secara kreatif dan teliti sehingga mampu memecahkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, sampai kepada hal-hal mikro dalam tahapan tingkah laku belajar peserta didik.
Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkh laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembeng program pembelajaran selalu menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi mengenaikemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil dengan kebutuhan belajar.
Secara konsep dan praktek, program pembelajaran memerlukan perhatian semua pihak yang memiliki keterkaitan termasuk kajian disiplin ilmu, dan tidak bisa hanya dipercayakan sepenuhnya kepada pihak pengajar saja. Hal ini diakibatkan oleh kompleksnya masalah human leraning. Belajar berkaitan dengan perkembangan pikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh, kemmpuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu menciptakan kondisi yang kondusif, sarana da fasilitas yang mendukung, dan berbagai factor eksternal lainnya.
Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap pengembangan program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan satu teknik tertentu yang dapat mengkordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing.

B.      Sejarah Perkembangan konsep
Sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama sekali, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan Teknologi Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan instruksional. Untuk itu di sini akan sedikit menguraikan kembali sekelumit hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan     ( pengajaran dan intruksional ).
Sejarah perkembangan teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika dihitung bagaimana jabatan dan pola pikir telah dibawa bersama sama untuk menciptakan bidang galian dari teknologi pendidikan . peserta didik dari teknologi pendidikan sepanjang tahun 1960 pada umumnya mengikuti salah satu dari dua jalur berikut yaitu pendekatan Audio Visual atau belajar terprogram yang masing masing telah dihubungkan dengan sejumlah kerangka konseptual, adopsi praktis dari kegiatan mereka, pelatihan dan kepribadian mereka.
Teknologi Pendidikan muncul sebagai bidang studi dan kategori jabatan baru pada tahun 1960, tetapi sebelum itu banyak peristiwa sejarah yan menajad dasar dari sebuah pondasi teknologi pendidikan secara keseluruhan. Seperti sejarah perkembangan Instruksional atau pengajaran.

1.      Pengantar ke arah Terbentuknya Konsep teknologi Pendidikan
Tahap awal sebagai pengantar ke arah pengembangan konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam oleh tiga factor berikut: pertama engineering; kedua science; dan ketiga the development of the Audio Visual education movement. Teknologi pendidikan memiliki keterkaitan dan saling ketergantungan dengan ketiga factor tersebut (engineering, science, dan audiovisual education).
            Dalam kaitannya dengan engineering, perkajian diawali dari makna engineering yang menggambarkan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha menghasilkan teknologi untuk digunakan secara praktis, yang kebanyakan terdapat di bidang industri.
             Hasil diskusi Charters dan konsep teknologi yang dikembangkan Noble menghasilkan empat kesamaan, yaitu:
a.      Keduanya memerlukan usha yang sistematik;
b.      Keduanya menyatakan aplikasi ilmu;
c.       Keduanya menekankan pada efisiensi pemanfaatan sumber; dan
d.      Tujuan dari keduanya adalah untuk memproduksi sesuatu.
Penggunaan pendekatan science dalam bidang pendidikan termasuk teknologi  pendidikan merupakan merupakan suatu keharusan, karena konsep dan praksis pendidikan pada hakekatnya mengungkapkan hal-hal yang terjadi secara empiric di lapangan.
Science dalam pendidikan menjadi laboratorium dan percobaan untuk memilih dan menetapkan calon peserta didik, penetapan kurikulum, penetapan metode pembelajaran, dan menilai hasil belajar peserta didik. Tujuan science dalam pendidikan memberikan jaminan bahwa peristiwa belajar yang diharapkan memiliki dampak terhadap efisiensi dan efektifitas pembelajaran, disamping kemampuan hasil belajar dapat diprediksidan dikontrol.
Factor ketiga yang mempengaruhi lahirnya teknologi pendidikan adalah adanya gerakan pengembangan audiovisual dalam pendidikan. Berdasarkan sejarah perkembangan konsep audiovisual pada pendidikan tidak memiliki keterkaitan denga konsep engineeringdan science secara luas. Bahkan secara khusus teknologi pendidikan memandang bahwa konsep audiovisual dilandasi oleh pemahaman tentang hardware dan equipment Pemahaman yang popular menunjukkan bahwa teknologi pendidikan merupakan hasil evolusi gerakan penggunaan audiovisual pada pendidikan.
2.      Fase Permulaan Lahirnya Konsep
Perkembangan selanjutnya adalah termasuk “fase permulaan” disusunnya konsep teknologi pendidikan secara sistematis, berlangsungnya pada tahun 1963 dengan bercirikan pergeseran audiovisual kearah teknologi pendidikan. Pada masa ini mulai disusun definisi secara formal teknologi pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh AECT, walaupun perumusan definisinya masih kental dengan kandungan audiovisual communication. Formulasi definisi yang disusun dengan berfokus pada pemahaman bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan reorientasi konsep yang membedakannya dengan konsep audiovisual.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kandungan definisi teknologi pendidikan memuat tiga ide utama yaitu :
1)      Menggunakan konsep proses disbanding konsep produk
2)      Menggunakan istilah massage dan  media instrumentation disbanding istilah material  dan  machine
3)      Memperkenalkan bagian penting dari belajar dan teori komunikasi
Teori belajar dan psikologi behavior mempengaruhi teknologi pendidikan pada masa itu dalam tiga hal, yaitu:
a.      Pengembangan dan penggunaan teaching machine dan program pembelajaran.
b.      Spesifikasi tujuan pendidikan kea rah behavioral objectives; dan
c.       Pencocokan konsep  operant conditioning dengan konsep model komunikasi.
Menurut NEA bahwa komunikasi audiovisual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang secara khusus berkaitan dengan desain dan pemanfaatan pesan untuk mengendalikan proses belajar. Kegiatannya meliputi :
a)      Mempelajari kelebihan dan kekurangan yang unik maupun kreatif dari pesan baik yang diungkapkan dalam bentuk gambar, maupun yang bukan, dan yang digunakan untuk tujuan apapun dalam proses belajar;
b)      Penyusunan dan penataan pesan oleh manusia dan alat dalam suatu lingkungan pendidikan. Kegiatan ini meliputi perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen, dan pemanfaatan dari komponen serta seluruh system pembelajaran.

3.      Fase Mempertahankan Identitas
Konsep yang berkembang pada masa permulaan terus dikaji ulang dan disesuaikan dengan pemanfaatan audiovisual dalam pendidikan. Hasil kajian tahun 1965 melahirkan beberapa pilihan, yaitu :
1)      Dimungkinkan untuk menggunakan kembali label audiovisual;
2)      Merubah nama audiovisual menjadi education communication;
3)      Merubah nama audiovisual menjadi learning resources; dan
4)      Merubah nama audiovisual menjadi instructional technology or educational technology.
Terdapat tiga konsep utama yang memberikan kontribusi terhadap perumusan definisi versi tahun 1972 sehingga tejnologi pendidikan dijadikan sebagai bidang kajian, yaitu:
1)      Keluasaan pemaknaan learning resources
2)      Kontribusi program individual or personal instruction
3)      Pemanfaatan system approach.
Ketiga konsep ini digabungkan kedalam suatu pendekatan untuk menfasilitasi belajar, menciptakan keunikan, dan memiiki alasan untuk kepentingan pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan.
Melalui pendekatan sistem maka teknologi pendidikan tidak menetapkan langkah-langkah secara partial akan tetapi didasarkan atas keseluruhan komponen-komponen yang terlibat dalam pendidikan itu sendiri, baik dalam kaitannya dengan pembelajaran secara mikro maupun penyelenggaraan pendidikan secara makro.
Didasarkan atas masukan-masukan konsep tersebut maka AECT merumuskan definisi teknologi pendidikan versi 1972 (bukan menggunakan istilah komunikasi audiovisual) adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha yang sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasi, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dengan pengelolaan semua proses tersebut.

4.      Masa Sistemisasi Konsep
Konsep yang terkandung dalam memaknai teknologi pendidikan ini terus dikritisi para ahli pendidikan dan dihasilkan pemahaman bahwa teknologi pendidikan itu merupakan suatu proses bukan hanya untuk bidang kajian saja, bahkan termasuk teori dan profesi teknologi pendidikan. Secara konsep perkembangan ini melahirkan definisi versi 1977 yang didukng oleh tiga konsep utama, yaitu; sumber belajar, manajemen dan pengembangan.
Konstribusi terhadap perumusan kembali definisi teknologi pendidikan versi 1972 menjadi versi 1977 sejalan dengan perubahan klasifikasi lesning resources, yang pada awalnya hanya meliputi empat kategori yaitu: bahan, peralatan, orang, dan lingkungan, menjadi enam kategori atau kelompok yaitu: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan.
Terdapat tiga alasan dari konsep yang terkandung dalam learning resources versi 1977, yaitu:
a)      Keluasaan sumber belajar;
b)      Media; dan
c)      Pengadaan sumber melalui rancangan dan pemanfaatan.
Dalam definisi versi 1977ditetapkan bahwa managemen memiliki dua tahap, yaitu adanya managemen organisasi dan managemen personal. Didalam program pembelajaran melalui media terdapat enam hal yang harus menjadi tanggung jawab managemen organisasi, yaitu: penetapan tujuan, perencanaan program, pendanaan, perencanaan dan pengelolaan fasilitas, akses organisasi dan system penyampaian, dan penilaian. Dan managemen personal memiliki enam tugas pula, yaitu:  penetapan tujuan, rekrutmen, pemanfaatan, pembagian personal, peningkatan kemampuan staf, penetapan rancangan tugas, penilaian kinerja, dan pelaksanaan pengawasan.
Masukan konsep dari ketiga factor: learning resources, managemen, dan pengembangan tersebut menghasilkan rumusan definisi teknologi pendidikan versi 1977. Berdasarkan atas masukan tersebut AECT merumuskan definisi teknologi pendidikan sebagai proses yang komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanaka, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
5.      Fase Penyempurnaan Konsep
Dalam fase ini melahirkan dua kelompok yang memiliki argumentasi masing-masing. Kelompok yang menggunakan istilah teknologi pembelajaran mendasarkan atas dua alasan, yaitu: pertama, kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi; kedua, kata pendidikan lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan pendidikan. Kelompok ini beranggapan bahwa kata pendidikan digunakan untuk setting sekolah, sedangkan pembelajaran memiliki cakupan yang luas, termasuk situasi pelatihan.
Komisi AECT mengembangkan definisi teknologi pembelajaran beserta kawasannya. Menurutnya bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi tersebut memiliki komponen-komponen ;
1)      Teori dan praktek;
2)      Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian;
3)      Proses dan sumber;
4)      Untuk kepentingan belajar.
Komponen disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian merupakan komponen sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Setiap komponen memiliki teori dan praktek yang khusus dan memiliki keterkaitan secara sistimatis dengan bagian-bagian lainnya, baik sebagai masukan maupun umpan balik dan penilaian. Tahapan-tahapan tersebut merupakan tahapan pengelolaan pembelajaran yang di dalamnya memiliki aktifitas kegiatan masing-masing.

6.      Rancangan Definisi 2004
Konsep definisi teknologi pendidikan mendapatkan kajian terus menerus dan selalu dikritisi para ahli terutama yang tergabung dalam AECT,hal ini sesuai dengan perkembangan pendidikan termasuk pembelajaran dan yang lebih khusus kondisi dan karakteristik peserta didik serta komponen pembelajaran lainnya.
Konsep definisi versi 2004 teknologi pendidikan adalah studi dan praktek  yang etis dalam member kemudahan belajar dan perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber  teknologi yang tepat.
Dari definisi 2004 ini tergambar bahwa adanya pergeseran gerakan teknologi pendidikan dari definisi sebelumnya yaitu bahwa teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran sebagai teori dan praktek, bahkan bidang kajian, menjadi studi dan praktek yang etis.

Rumusan tentang pengertian Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1.      Definisi Association for Education Communication Technology (AECT) 1963.
“Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar”

2.      Definisi Commission Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan tulis. Bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film,OHP, computer dan bagan perangkat keras maupun lunak lainnya.”
3.      Definisi Silber 1970
“ Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”
4.      Definisi MacKenzie  dan Eraut 1971
“Teknologi pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
5.      Definisi AECT 1972
“ Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memanfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”
6.      Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia”
7.      Definisi AECT  1994
“Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar”

8.      Definisi Tom Cutchall 1999
“Teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan system untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja”
9.      Definisi AECT 2004
“Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,menggunakan/ memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat”


BAB III
PENUTUP

Perkembangan kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Dari segi system pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi untuk mempekuat pengembangan kurikulum terutama dalam desain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar.
                        Sejarah perkembangan kosep melalui beberapa fase :
1.      Pengantar ke arah terbentuknya konsep teknologi pendidikan
2.      Fase permulaan lahirnya konsep
3.      Fase mempertahankan identitas
4.      Masa sistemisasi konsep
5.      Fase penyempurnaan konsep
6.      Rancangan definisi 2004
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi belajar.



Referensi :
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Harjali.2011.Teknologi Pendidikan.Ponorogo: STAIN PO Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar