KERANGKA
KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN SEJARAH KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
“TEKNOLOGI
PENDIDIKAN”

Disusun
Oleh:
Dodik Wijiatmiko (210611055)
Dosen
Pengampu
Kurnia Hidayati
PG.
B
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN GURU MI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
TAHUN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah
terpengaruh dalam
segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan
di dunia pendidikan.
segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan
di dunia pendidikan.
Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif
untuk kemajuan
pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana,
namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam
kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang
konvensional menjadi nonkonvensional.
pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana,
namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam
kegiatan pendidikan. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang
konvensional menjadi nonkonvensional.
Sehingga dengan pendidikan ini
menimbulkan konsep pendidikan, tumbuh berkembangnya suatu konsep tidak akan
terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana
awal perkembangan konsep itu sendiri. Misalnya, konsep sekolah yang merupakan
lembaga khusus untuk menyelengarakan pendidikan akan dapat tumbuh bilamana
konteks masyarakat memungkinkannya adanya kebutuhan yang dirasakan oleh
pembuatan masyarakat, adanya tenaga professional yang mengelola dan sebagainya.
Dalam bahasa keseharian, konteks dapat dianalogikan dengan lahan, dan awal
konsep rumusan konsep, dianalogikan dengan benih. Sehingga lahan yang masih
kosong dapat ditumbuhkan benih didalamnya.
Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi
yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian
yang luas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kerangka Konsep Teknologi
pendidikan ?
2. Bagaimana Sejarah Konsep Teknologi
Pendidikan ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk memahami kerangka konsep
teknologi pendidikan.
2. Untuk memahami kerangka konsep
teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kerangka Konsep Teknologi Pendidikan
Teknologi
pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang
penggunaan Audiovisual dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha usaha dalam memecahkan masalah
belajar manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi
pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan
pendekatan-pendekatan yang tepat dengan banyak memfungsikan pemanfaatan sumber
belajar(learning resources).
Perkembangan
kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan
yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu,
terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal
kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian
informasi atau bahan belajar. Dari segi system pendidikan, kedudukan teknologi
pendidikan berfungsi untuk mempekuat pengembangan kurikulum terutama dalam
desain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa
kurikulum berkaitan dengan “what”,
sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan
memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain,
pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian
program dan hasil belajar.
Istilah teknologi berasal dari kata
“textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”, menenun atau
membangun. Menurut Saettler (1968) bahwa teknologi tidak selamanya harus
menggunakan mesin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran kita selama ini, akan
tetapi merujuk pada setiap kegiatan praktis yang menggunakan ilmu atau
pengetahuan tertentu. Bahkan disebutkan bahwa teknologi itu merupakan usaha
untuk memecahkan masalah manusia
Penggunaan
istilah teknologi dalam pendidikan tidak terlepas dr kajian Finn (1960) pada
seminar tentang peranan teknologi dalam masyarakat, dengan judul makalahnya “technology and the Instructional Process”.
Melalui makalahnya dikaji hubungan antara teknologi dengan pendidikan. Argument
utama yang disampaikannya didasarkan atas gejala pemanfaatan teknologi dalam
kehidupan masyarakat yang memiliki kemiripan dengan kondisi yang terdapat dalam
pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan istilah teknologi yang digandengkan
dengan pendidikan merupakan suatu hal yang tepat dan wajar.
Pengembangan
program belajar diawali dengan analisis tingkah laku yang perlu dikuasai
peserta didik dalam proses belajar dan pelahiran tingkah laku setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Tahapan analisis tingkah laku tersebut memanfaatkan
penggunaan ilmu atau sejumlah pengetahuan untuk mengungkap kemampuan yang harus
dimiliki calon peserta didik, disamping kemampuan yang harus digunakannya untuk
memperoleh kemampuan hasil belajar.
Konsep dan
prinsip teknologi pembelajaran kemudian diperkarya oleh ahli-ahli bidang
Psikologi, ahli Cybernetic, dan praktisi serta lembaga-lembaga pendidikan yang
memiliki ketertarikan atas pengembangan progam pembelajaran. Walaupun teknologi
pembelajaran termasuk masih premature, akan tetapi usaha pengembangannya terus
dilakukan secara kreatif dan teliti sehingga mampu memecahkan permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran, sampai kepada hal-hal mikro dalam tahapan tingkah
laku belajar peserta didik.
Pembelajaran
pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkh laku
hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembeng program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi
mengenaikemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik
menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk
melihat kesesuaian hasil dengan kebutuhan belajar.
Secara konsep
dan praktek, program pembelajaran memerlukan perhatian semua pihak yang
memiliki keterkaitan termasuk kajian disiplin ilmu, dan tidak bisa hanya
dipercayakan sepenuhnya kepada pihak pengajar saja. Hal ini diakibatkan oleh
kompleksnya masalah human leraning. Belajar berkaitan dengan perkembangan
pikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh, kemmpuan yang harus
dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu menciptakan kondisi
yang kondusif, sarana da fasilitas yang mendukung, dan berbagai factor
eksternal lainnya.
Penanganan
berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap pengembangan
program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan satu
teknik tertentu yang dapat mengkordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan
potensi dan keahlian masing-masing.
B.
Sejarah Perkembangan konsep
Sejarah
perkembangan Teknologi Pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama
sekali, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan
Teknologi Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan
instruksional. Untuk itu di sini akan sedikit menguraikan kembali sekelumit hal
yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan ( pengajaran dan intruksional ).
Sejarah
perkembangan teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika dihitung
bagaimana jabatan dan pola pikir telah dibawa bersama sama untuk menciptakan
bidang galian dari teknologi pendidikan . peserta didik dari teknologi
pendidikan sepanjang tahun 1960 pada umumnya mengikuti salah satu dari dua
jalur berikut yaitu pendekatan Audio Visual atau belajar terprogram yang masing
masing telah dihubungkan dengan sejumlah kerangka konseptual, adopsi praktis
dari kegiatan mereka, pelatihan dan kepribadian mereka.
Teknologi
Pendidikan muncul sebagai bidang studi dan kategori jabatan baru pada tahun
1960, tetapi sebelum itu banyak peristiwa sejarah yan menajad dasar dari sebuah
pondasi teknologi pendidikan secara keseluruhan. Seperti sejarah perkembangan
Instruksional atau pengajaran.
1. Pengantar ke arah Terbentuknya Konsep
teknologi Pendidikan
Tahap awal sebagai pengantar ke arah
pengembangan konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam
oleh tiga factor berikut: pertama engineering; kedua science; dan ketiga the
development of the Audio Visual education movement. Teknologi pendidikan
memiliki keterkaitan dan saling ketergantungan dengan ketiga factor tersebut (engineering, science, dan audiovisual
education).
Dalam
kaitannya dengan engineering, perkajian diawali dari makna engineering yang
menggambarkan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha menghasilkan
teknologi untuk digunakan secara praktis, yang kebanyakan terdapat di bidang
industri.
Hasil diskusi Charters dan konsep teknologi
yang dikembangkan Noble menghasilkan empat kesamaan, yaitu:
a. Keduanya memerlukan usha yang
sistematik;
b. Keduanya menyatakan aplikasi ilmu;
c. Keduanya menekankan pada efisiensi
pemanfaatan sumber; dan
d. Tujuan dari keduanya adalah untuk
memproduksi sesuatu.
Penggunaan
pendekatan science dalam bidang
pendidikan termasuk teknologi pendidikan
merupakan merupakan suatu keharusan, karena konsep dan praksis pendidikan pada
hakekatnya mengungkapkan hal-hal yang terjadi secara empiric di lapangan.
Science
dalam pendidikan menjadi laboratorium dan percobaan untuk memilih dan
menetapkan calon peserta didik, penetapan kurikulum, penetapan metode
pembelajaran, dan menilai hasil belajar peserta didik. Tujuan science dalam
pendidikan memberikan jaminan bahwa peristiwa belajar yang diharapkan memiliki
dampak terhadap efisiensi dan efektifitas pembelajaran, disamping kemampuan
hasil belajar dapat diprediksidan dikontrol.
Factor
ketiga yang mempengaruhi lahirnya teknologi pendidikan adalah adanya gerakan
pengembangan audiovisual dalam pendidikan. Berdasarkan sejarah perkembangan
konsep audiovisual pada pendidikan tidak memiliki keterkaitan denga konsep
engineeringdan science secara luas. Bahkan secara khusus teknologi pendidikan
memandang bahwa konsep audiovisual dilandasi oleh pemahaman tentang hardware
dan equipment Pemahaman yang popular menunjukkan bahwa teknologi pendidikan
merupakan hasil evolusi gerakan penggunaan audiovisual pada pendidikan.
2. Fase Permulaan Lahirnya Konsep
Perkembangan selanjutnya adalah
termasuk “fase permulaan” disusunnya konsep teknologi pendidikan secara
sistematis, berlangsungnya pada tahun 1963 dengan bercirikan pergeseran
audiovisual kearah teknologi pendidikan. Pada masa ini mulai disusun definisi
secara formal teknologi pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh AECT, walaupun perumusan
definisinya masih kental dengan kandungan audiovisual communication. Formulasi
definisi yang disusun dengan berfokus pada pemahaman bahwa teknologi pendidikan
adalah teori dan reorientasi konsep yang membedakannya dengan konsep
audiovisual.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
kandungan definisi teknologi pendidikan memuat tiga ide utama yaitu :
1) Menggunakan konsep proses disbanding
konsep produk
2) Menggunakan istilah massage dan media instrumentation
disbanding istilah material dan machine
3) Memperkenalkan bagian penting dari
belajar dan teori komunikasi
Teori belajar
dan psikologi behavior mempengaruhi teknologi pendidikan pada masa itu dalam
tiga hal, yaitu:
a. Pengembangan dan penggunaan teaching
machine dan program pembelajaran.
b. Spesifikasi tujuan pendidikan kea rah
behavioral objectives; dan
c. Pencocokan konsep operant conditioning dengan konsep model
komunikasi.
Menurut NEA bahwa
komunikasi audiovisual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
secara khusus berkaitan dengan desain dan pemanfaatan pesan untuk mengendalikan
proses belajar. Kegiatannya meliputi :
a) Mempelajari kelebihan dan kekurangan
yang unik maupun kreatif dari pesan baik yang diungkapkan dalam bentuk gambar,
maupun yang bukan, dan yang digunakan untuk tujuan apapun dalam proses belajar;
b) Penyusunan dan penataan pesan oleh
manusia dan alat dalam suatu lingkungan pendidikan. Kegiatan ini meliputi
perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen, dan pemanfaatan dari komponen
serta seluruh system pembelajaran.
3. Fase Mempertahankan Identitas
Konsep yang berkembang pada masa
permulaan terus dikaji ulang dan disesuaikan dengan pemanfaatan audiovisual
dalam pendidikan. Hasil kajian tahun 1965 melahirkan beberapa pilihan, yaitu :
1) Dimungkinkan untuk menggunakan kembali
label audiovisual;
2) Merubah nama audiovisual menjadi
education communication;
3) Merubah nama audiovisual menjadi
learning resources; dan
4) Merubah nama audiovisual menjadi
instructional technology or educational technology.
Terdapat tiga konsep utama yang
memberikan kontribusi terhadap perumusan definisi versi tahun 1972 sehingga
tejnologi pendidikan dijadikan sebagai bidang kajian, yaitu:
1) Keluasaan pemaknaan learning
resources
2) Kontribusi program individual or
personal instruction
3) Pemanfaatan system approach.
Ketiga
konsep ini digabungkan kedalam suatu pendekatan untuk menfasilitasi belajar,
menciptakan keunikan, dan memiiki alasan untuk kepentingan pengembangan dalam
bidang teknologi pendidikan.
Melalui
pendekatan sistem maka teknologi pendidikan tidak menetapkan langkah-langkah
secara partial akan tetapi didasarkan atas keseluruhan komponen-komponen yang
terlibat dalam pendidikan itu sendiri, baik dalam kaitannya dengan pembelajaran
secara mikro maupun penyelenggaraan pendidikan secara makro.
Didasarkan
atas masukan-masukan konsep tersebut maka AECT merumuskan definisi teknologi
pendidikan versi 1972 (bukan menggunakan istilah komunikasi audiovisual) adalah
suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia
melalui usaha yang sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasi,
dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dengan pengelolaan semua proses
tersebut.
4. Masa Sistemisasi Konsep
Konsep yang terkandung dalam memaknai
teknologi pendidikan ini terus dikritisi para ahli pendidikan dan dihasilkan
pemahaman bahwa teknologi pendidikan itu merupakan suatu proses bukan hanya
untuk bidang kajian saja, bahkan termasuk teori dan profesi teknologi
pendidikan. Secara konsep perkembangan ini melahirkan definisi versi 1977 yang
didukng oleh tiga konsep utama, yaitu; sumber belajar, manajemen dan
pengembangan.
Konstribusi terhadap perumusan
kembali definisi teknologi pendidikan versi 1972 menjadi versi 1977 sejalan
dengan perubahan klasifikasi lesning resources, yang pada awalnya hanya
meliputi empat kategori yaitu: bahan, peralatan, orang, dan lingkungan, menjadi
enam kategori atau kelompok yaitu: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan
lingkungan.
Terdapat tiga alasan dari konsep yang
terkandung dalam learning resources
versi 1977, yaitu:
a) Keluasaan sumber belajar;
b) Media; dan
c) Pengadaan sumber melalui rancangan
dan pemanfaatan.
Dalam definisi versi 1977ditetapkan
bahwa managemen memiliki dua tahap, yaitu adanya managemen organisasi dan
managemen personal. Didalam program pembelajaran melalui media terdapat enam
hal yang harus menjadi tanggung jawab managemen organisasi, yaitu: penetapan
tujuan, perencanaan program, pendanaan, perencanaan dan pengelolaan fasilitas,
akses organisasi dan system penyampaian, dan penilaian. Dan managemen personal
memiliki enam tugas pula, yaitu:
penetapan tujuan, rekrutmen, pemanfaatan, pembagian personal,
peningkatan kemampuan staf, penetapan rancangan tugas, penilaian kinerja, dan
pelaksanaan pengawasan.
Masukan konsep dari ketiga factor:
learning resources, managemen, dan pengembangan tersebut menghasilkan rumusan
definisi teknologi pendidikan versi 1977. Berdasarkan atas masukan tersebut
AECT merumuskan definisi teknologi pendidikan sebagai proses yang komplek dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanaka, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
5. Fase Penyempurnaan Konsep
Dalam fase ini melahirkan dua
kelompok yang memiliki argumentasi masing-masing. Kelompok yang menggunakan
istilah teknologi pembelajaran mendasarkan atas dua alasan, yaitu: pertama,
kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi; kedua, kata pendidikan
lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan
pendidikan. Kelompok ini beranggapan bahwa kata pendidikan digunakan untuk
setting sekolah, sedangkan pembelajaran memiliki cakupan yang luas, termasuk
situasi pelatihan.
Komisi AECT mengembangkan definisi
teknologi pembelajaran beserta kawasannya. Menurutnya bahwa teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi tersebut
memiliki komponen-komponen ;
1) Teori dan praktek;
2) Desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian;
3) Proses dan sumber;
4) Untuk kepentingan belajar.
Komponen
disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian merupakan
komponen sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Setiap komponen memiliki teori
dan praktek yang khusus dan memiliki keterkaitan secara sistimatis dengan
bagian-bagian lainnya, baik sebagai masukan maupun umpan balik dan penilaian.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan tahapan pengelolaan pembelajaran yang di
dalamnya memiliki aktifitas kegiatan masing-masing.
6. Rancangan Definisi 2004
Konsep definisi teknologi pendidikan
mendapatkan kajian terus menerus dan selalu dikritisi para ahli terutama yang
tergabung dalam AECT,hal ini sesuai dengan perkembangan pendidikan termasuk
pembelajaran dan yang lebih khusus kondisi dan karakteristik peserta didik
serta komponen pembelajaran lainnya.
Konsep definisi versi 2004 teknologi
pendidikan adalah studi dan praktek yang
etis dalam member kemudahan belajar dan perbaikan kinerja melalui kreasi,
penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber
teknologi yang tepat.
Dari definisi 2004 ini tergambar
bahwa adanya pergeseran gerakan teknologi pendidikan dari definisi sebelumnya
yaitu bahwa teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran sebagai teori dan
praktek, bahkan bidang kajian, menjadi studi dan praktek yang etis.
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pendidikan/
Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan
perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan
beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh
terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1. Definisi Association for Education Communication Technology (AECT) 1963.
“Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek
pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan
pesan guna mengendalikan proses belajar”
2. Definisi Commission Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran
diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang
dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks, dan papan
tulis. Bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film,OHP,
computer dan bagan perangkat keras maupun lunak lainnya.”
3. Definisi Silber 1970
“ Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain,
produksi, evaluasi, dukungan pasokan, pemanfaatan) komponen system pembelajaran
(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha
pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk
memecahkan masalah belajar”
4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi pendidikan merupakan studi sistematik mengenai
cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
5. Definisi AECT 1972
“ Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang
berkepentingan dengan memanfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha
sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”
6. Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan
masalah dalam segala aspek belajar pada manusia”
7. Definisi AECT 1994
“Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses
dan sumber untuk belajar”
8. Definisi Tom Cutchall 1999
“Teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi
ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan system untuk
melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi, dan
pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan
kinerja”
9. Definisi AECT 2004
“Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara
menciptakan,menggunakan/ memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber
teknologi yang tepat”
BAB III
PENUTUP
Perkembangan
kajian teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan
yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu,
terdapat persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal
kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian
informasi atau bahan belajar. Dari segi system pendidikan, kedudukan teknologi
pendidikan berfungsi untuk mempekuat pengembangan kurikulum terutama dalam
desain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa
kurikulum berkaitan dengan “what”,
sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan
memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain,
pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian
program dan hasil belajar.
Sejarah perkembangan kosep melalui beberapa
fase :
1. Pengantar ke arah terbentuknya konsep
teknologi pendidikan
2. Fase permulaan lahirnya konsep
3. Fase mempertahankan identitas
4. Masa sistemisasi konsep
5. Fase penyempurnaan konsep
6. Rancangan definisi 2004
Sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh
memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi belajar.
Referensi :
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Harjali.2011.Teknologi Pendidikan.Ponorogo: STAIN PO Press.